Probabilitas
12.47
By
Unknown
Kalkulus
0
komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Probabilitas
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan dengan beberapa pilihan yang harus
kita tentukan memilih yang mana. Biasanya kita dihadapkan dengan
kemungkinan-kemungkinan suatu kejadian yang mungkin terjadi dan kita harus
pintar-pintar mengambil sikap jika menemukan keadaan seperti ini, misalkan saja
pada saat kita ingin bepergian, kita melihat langit terlihat mendung. Dalam
keadaaan ini kita dihadapkan antara 2 permasalahan, yaitu kemungkinan terjadinya
hujan serta kemungkinan langit hanya mendung saja dan tidak akan turunnya
hujan. Statistic yang membantu permasalahan dalam
hal ini adalah probabilitas.
hal ini adalah probabilitas.
Probabilitas
didifinisikan sebagai peluang atau
kemungkinan suatu kejadian, suatu ukuran tentang kemungkinan atau derajat
ketidakpastian suatu peristiwa (event) yang akan terjadi di masa mendatang.
Rentangan probabilitas antara 0 sampai dengan 1. Jika kita mengatakan
probabilitas sebuah peristiwa adalah 0, maka peristiwa tersebut tidak mungkin
terjadi. Dan jika kita mengatakan bahwa probabilitas sebuah peristiwa adalah 1
maka peristiwa tersebut pasti terjadi. Serta jumlah antara peluang suatu
kejadian yang mungkin terjadi dan peluang suatu kejadian yang mungkin tidak
terjadi adalah satu, jika kejadian tersebut hanya memiliki 2 kemungkinan
kejadian yang mungkin akan terjadi.
Probabilitas
adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa. Dalam kehidupan
sehari-hari sulit untuk mengetahui dengan “pasti” apa yang akan terjadi pada
waktu yang akan datang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah
contoh sederhana adalah jika sebuah koin dilempar, maka akan sulit untuk
memastikan bahwa muka gambar atau muka angka yang berada di atas. Jika terkait
dengan suatu perusahaan, maka akan sulit untuk memprediksikan apakah tahun
depan akan mengalami keuntungan atau kerugian. Jika terkait dengan suatu ujian,
juga akan sulit untuk memastikan apakah lulus atau gagal dan lain sebagainya.
Semua peristiwa tersebut berada dalam “ketidakpastian” atau Uncertainty. Dengan
demikian, probabilitas atau peluang merupakan “derajat kepastian” untuk
terjadinya suatu peristiwa yang diukur dengan angka pecahan antara nol sampai
dengan satu, dimana peristiwa tersebut terjadi secara acak atau random.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Probabilitas
Secara umum
probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi. Secara lengkap
probabilitas didefinisikan sebagai berikut :
“Probabilitas” ialah suatu nilai yang digunakan untuk
mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian acak.”
Dalam
mempelajari probabilitas, ada tiga kata kunci yang harus diketahui:
1. Eksperimen,
2. Hasil
(outcome)
3. Kejadian
atau peristiwa (event)
Contoh :
Dari eksperimen
pelemparan sebuah koin. Hasil (outcome) dari pelemparan sebuah koin
tersebut adalah “MUKA” atau “BELAKANG”. Kumpulan dari beberapa hasil tersebut
dikenal sebagai kejadian (event). Probabilitas biasanya dinyatakan
dengan bilangan desimal (seperti 0,50 ;
0,25 atau 0,70) atau bilangan pecahan (seperti ).
Nilai dari probabilitas
berkisar antara 0 dan 1. Semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 0, semakin
kecil kemungkinan suatu kejadian akan terjadi. Sebaliknya semakin dekat nilai
probabilitas ke nilai 1 semakin besar peluang suatu kejadian akan terjadi.
B.
Pendekatan Perhitungan Probabilitas
Ada dua
pendekatan dalam menghitung probabilitas yaitu pendekatan yang bersifat objektif
dan subjektif. Probabilitas objektif dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Pendekatan
Klasik
Probabilitas diartikan sebagai hasil bagi dari
banyaknya peristiwa yang dimaksud dengan seluruh peristiwa yang mungkin menurut
pendekatan klasik, probabilitas dirumuskan :
keterangan :
P(A) = probabilitas terjadinya kejadian A.
x =
peristiwa yang dimaksud.
n =
banyaknya peristiwa.
Contoh :
Dua buah dadu dilempar ke atas secara bersamaan.
Tentukan probabilitas munculnya angka berjumlah 5.
Penyelesaian :
Hasil yang dimaksud (x) = 4, yaitu (1,4), (4,1),
(2,3). (3,2)
Hasil yang mungkin (n) = 36, yaitu (1,1), (1,2),
(1,3). ….., (6,5), (6,6).
= 0,11
2.
Konsep Frekuensi Relatif
Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas
diartikan sebagai proporsi waktu terjadinya suatu peristiwa dalam jangka
panjang, jika kondisi stabil atau frekuensi relatif dari suatu peristiwa dalam
sejumlah besar percobaan.
Nilai probabilitas ditentukan melalui percobaan,
sehingga nilai probabilitas itu merupakan limit dari frekuensi relatif
peristiwa tersebut. Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas
dirumuskan :
keterangan :
P(Xi) = probabilitas peristiwa i.
fi
= frekuensi peristiwa i.
n =
banyaknya peristiwa yang bersangkutan.
Contoh :
Dari hasil ujian statistik, 65 mahasiswa STMIK MDP,
didapat nilai-nilai sebagai berikut.
5,0
|
6,5
|
7,4
|
8,3
|
8,8
|
9,5
|
f
|
11
|
14
|
13
|
15
|
7
|
5
|
x = nilai statistik.
Tentukan probabilitas salah seorang mahasiswa yang
nilai statistiknya 8,3.
Penyelesaian :
Frekuensi mahasiswa dengan nilai 8,3 (f) = 15
Jumlah mahasiswa (n) = 65.
= 0,23
3. Probabilitas
Subjektif
Menurut pendekatan subjektif, probabilitas diartikan
sebagai tingkat kepercayaan individu yang didasarkan pada peristiwa masa lalu
yang berupa terkaan saja.
Contoh :
Seorang
direktur akan memilih seorang supervisor dari empat orang calon yang telah
lulus ujian saringan. Keempat calon tersebut sama pintar, sama lincah, dan
semuanya dapat dipercaya. Probabilitas tertinggi(kemungkinan diterima) menjadi
supervisor ditentukan secara subjektif oleh sang direktur.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun
suatu pengertian umum mengenai probabilitas, yaitu sebagai berikut Probabilitas
adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
terjadinya suatu kejadian yang bersifat random (acak).
Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau
nilai maka probabilitas memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1
( 0 £ P £ 1).
-
Jika P = 0,
disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian atau peristiwa tersebut
tidak akan terjadi.
-
Jika P = 1,
disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwa tersebut pasti
terjadi.
-
Jika 0 <
P < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atau peristiwa
tersebut dapat atau tidak dapat terjadi.
C.
Beberapa Aturan Dasar Probabilitas
Aturan Penjumlahan :
Untuk menerapkan aturan penjumlahan
ini, harus dilihat jenis kejadiannya apakah bersifat saling meniadakan atau
tidak saling meniadakan.
1.
Kejadian Saling Meniadakan :
Dua peristiwa atau lebih disebut
saling meniadakan jika kedua atau lebih peristiwa itu tidak dapat terjadi pada
saat yang bersamaan. Jika peristiwa A dan B saling meniadakan, probabilitas
terjadinya peristiwa tersebut adalah
P(A atau B) = P(A) + P(B) atau
P(A È B) = P(A) +
P(B)
Contoh :
Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peritiwanya adalah
A = peristiwa mata dadu 4 muncul.
B = peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.
Tentukan probabilitas dari kejadian berikut !
- Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul!
Penyelesaian :
P(A) = 1/6
P(B) = 2/6
P(A atau B) = P(A) + P(B)
= 1/6 + 2/6
= 0,5
2.
Kejadian
Tidak Saling Meniadakan :
Dua
peristiwa atau lebih disebut peristiwa tidak saling meniadakan apabila kedua peristiwa atau lebih tersebut dapat
terjadi pada saat yang bersamaan. Jika dua peristiwa A dan B tidak saling
meniadakan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B)
P(A È B) = P(A) +
P(B) – P(A Ç B)
Jika 3 peristiwa A, B, dan C tidak saling meniadakan,
probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah
P(A È B È C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A Ç B) – P(A Ç C) – P(B Ç C) + P(A Ç B Ç C)
Contoh :
Dua buah dadu dilemparkan bersamaan, apabila :
A = peristiwa mata (4, 4) muncul.
B = peristiwa mata lebih kecil dari (3, 3) muncul.
Tentukan probabilitas P(A atau B) !
Penyelesaian :
P(A) = 1/36
P(B) = 14/36
P(A Ç B) = 0
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A Ç B)
= 1/36 + 14/36 – 0
= 0,42
Aturan Perkalian :
Dalam konsep probabilitas, aturan
perkalian diterapkan secara berbeda menurut jenis kejadiannya. Ada dua jenis
kejadian dalam hal ini, yaitu kejadian tak bebas dan kejadian bebas.
1.
Kejadian Tak
Bebas :
Dua peristiwa atau lebih disebut
kejadian tidak bebas apabila peristiwa yang satu dipengaruhi atau tergantung
pada peritiwa lainnya. Probabilitas
peristiwa tidak saling bebas dapat pula dibedakan atas tiga macam, yaitu yaitu
probabilitas bersyarat, gabungan, dan marjinal.
a.
Probabilitas
Bersyarat :
Probabilitas bersyarat peristiwa
tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus terjadi dan peristiwa-peristiwa
tersebut saling mempengaruhi. Jika peristiwa B bersyarat terhadap A,
probabilitas terjadinya periwtiwa tersebut adalah
P(B/A) dibaca probabilitas
terjadinya B dengan syarat peristiwa A terjadi.
Contoh :
Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda –
3 buah bola kuning bertanda +
2 buah bola kuning bertanda –
Seseorang mengambil sebuah bola kuning dari kotak
- Berapa probabilitas bola itu bertanda +?
Penyelesaian :
Misalkan : A = bola kuning
B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif.
P(A) = 5/11
P(B+ Ç A) = 3/11
b.
Probabilitas
Gabungan :
Probabilitas
gabungan peritiwa tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya dua atau
lebih peristiwa secara berurutan (bersamaan) dan peristiwa-peristiwa itu saling
mempengaruhi.
Jika dua
peristiwa A dan B gubungan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah
P(A dan B) = P(A Ç B) = P(A) x
P(B/A)
Jika tiga
buah peristiwa A, B, dan C gabungan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut
adalah
P(A Ç B Ç C) = P(A) x P(B/A) x P(C/A Ç B)
Contoh :
Dari satu set kartu bridge berturut-turut diambil
kartu itu sebanyak 2 kali secara acak. Hitunglah probabilitasnya kartu king (A)
pada pengambilan pertama dan as(B) pada pengambilan kedua, jika kartu pada
pengambilan pertama tidak dikembalikan !
Penyelesaian :
(A) = pengambilan pertama keluar kartu king.
P(A) = 4/52
(B/A) = pengambilan kedua keluar kartu as
P(B/A) = 4/51
P(A Ç B) = P(A) x
P(B/A)
= 4/52 x 4/51
= 0,006
c.
Probabilitas
Marjinal :
Probabilitas
marjinal peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya suatu
peristiwa yang tidak memiliki hubungan dengan terjadinya peristiwa lain dan
peristiwa tersebut saling mempengaruhi. Jika dua peristiwa A adalah marjinal,
probabilitas terjadinya peristiwa A tersebut adalah
P(A) = SP(B Ç A)
= SP(Ai) x P(B/Ai),
i = 1, 2, 3, …..
Contoh :
Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda –
3 buah bola kuning bertanda +
2 buah bola kuning bertanda –
Tentukan probabilitas memperoleh sebuah bola putih !
Penyelesaiana :
Misalkan : A = bola putih
B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif
P(B+ Ç A) = 5/11
P(B- Ç A) = 1/11
P(A) = P(B+ Ç A) + P(B- Ç A)
= 5/11
+ 1/11
= 6/11
2.
Kejadian
Bebas :
Dua kejadian
atau lebih dikatakan merupakan kejadian bebas apabila terjadinya kejadian
tersebut tidak saling mempengaruhi. Dua kejadian A dan B dikatakan bebas, kalau
kejadian A tidak mempengaruhi B atau sebaliknya. Jika A dan B merupakan
kejadian bebas, maka P(A/B) = P(A) dan P(B/A) = P(B)
P(A Ç B) = P(A)
P(B) = P(B) P(A)
Contoh :
Satu mata uang logam Rp. 50 dilemparkan ke atas
sebanyak dua kali. Jika A1 adalah lemparan pertama yang mendapat
gambar burung(B), dan A2 adalah lemparan kedua yang mendapatkan
gambar burung(B), berapakah P(A1 Ç A2)!
Penyelesaian :
Karena pada pelemparan pertama hasilnya tidak
mempengaruhi pelemparan kedua dan P(A1) = P(B) = 0,5 dan P(A2)
= P(B) = 0,5, maka P(A1 Ç A2) = P(A1)
P(A2) = P(B) P(B) = 0,5 x 0,5 = 0,25.
Rumus Bayes :
Jika dalam suatu ruang sampel (S) terdapat beberapa
peristiwa saling lepas, yaitu A1, A2, A3, ….,
An yang memiliki probabilitas tidak sama dengan nol dan bila ada
peritiwa lain (misalkan X) yang mungkin dapat terjadi pada peristiwa-peristiwa
A1, A2, A3, …., An maka
probabilitas terjadinya peristiwa-peristiwa A1, A2,
A3, …., An dengan
diketahui peristiwa X tersebut adalah
Contoh :
Tiga kotak masing-masing memiliki dua laci. Didalam
laci-laci tersebut terdapat sebuah bola. Didalam kotak I terdapat bola emas,
dalam kotak II terdapat bola perak, dan dalam kotak III terdapat bola emas dan
perak. Jika diambil sebuah kotak dan isinya bola emas, berapa probabilitas
bahwa laci lain berisi bola perak?
Penyelesaian :
Misalkan : A1 peristiwa terambil kotak I
A2 peristiwa terambil kotak II
A3 peristiwa terambil kotak III
X peristiwa laci yang dibuka
berisi bola emas
Kotak yang memenuhi pertanyaan adalah kotak III (P(A3/X)).
P(A1) = 1/3 P(X/A1) = 1
P(A2) = 1/3 P(X/A2) = 0
P(A3) = 1/3 P(X/A3) = ½
D.
Permutasi Dan Kombinasi
Pembicaraan mengenai permutasi dan
kombinasi selalu berkaitan dengan prinsip dasar membilang dan faktorial.
1.
Prinsip
Dasar Membilang :
Jika kejadian pertama dapat terjadi
dalam n1 cara, kejadian kedua dalam n2 cara, demikian
seterusnnya, sampai kejadian k dalam nk cara, maka keseluruhan
kejadian dapat terjadi dalam :
n1
x n2 x …x nk cara
Contoh :
Seorang pengusaha ingin bepergian dari Jakarta ke
Ujungpandang melalui Surabaya. Jika Jakarta – Surabaya dapat dilalui dengan
tiga cara dan Surabaya – Ujungpandang dapat dilalui dengan dua cara, ada berapa
cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui Surabaya?
Penyelesaian :
misalkan : dari Jakarta ke Surabaya (n1) =
3 cara.
Dari Surabaya ke Ujungpandang (n2) = 2 cara.
Cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang
melalui Surabaya adalah :
n1
x n2 = 3 x 2 = 6 cara.
2.
Faktorial :
Faktorial
adalah perkalian semua bilangan bulat positif (bilangan asli) terurut mulai
dari bilangan 1 sampai dengan bilangan bersangkutan atau sebaliknya.
Faktorial dilambangkan: “!”.
Jika : n = 1,2, …., maka :
n! =
n(n – 1)(n – 2) ….x 2 x 1
=
n(n –1)!
Contoh :
Tentukan nilai factorial dari bilangan berikut
a.
5!
b.
3! X 2!
c.
6!/4!
Penyelesaian
:
a.
5! = 5 x 4 x
3 x 2 x 1 = 120
b.
3! X 2! = 3
x 2 x 1 x 2 x 1 = 12
3.
Permutasi :
a.
Pengertian
Permutasi :
Permutasi adalah suatu penyusunan
atau pengaturan beberapa objek ke dalam suatu urutan tertentu.
Contoh :
Ada 3 objek, yaitu ABC. Pengaturan
objek-objek tersebut ialah ABC, ACB, BCA, BAC, CAB, CBA yang disebut permutasi.
Jadi, permutasi 3 objek menghasilkan enam pengaturan dengan cara yang berbeda.
b.
Rumus-rumus
Permutasi :
Permutasi dari m objek seluruhnya tanpa pengembalian : mPm = m!
Contoh :
Pada suatu tempat terdapat 4 buku matematika yang
berbeda. Buku itu akan disusun pada sebuah rak buku. Berapa cara susunan yang
mungkin dari buku-buku matematika dapat disusun.
Penyelesaian :
Buku-buku matematika dapat disusun dalam :
4P4 = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.
Permutasi sebanyak x dari
m objek tanpa pengembalian :
Contoh :
Dari empat calon pimpinan sebuah perusahaan, misalkan
A, B, C, D hendak dipilih seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang
bendahara.
Berapa cara keempat calon tersebut dipilih?
Penyelesaian:
m = 4 dan x = 3
4P3 =
Permutasi
dari m objek dengan pengembalian :
mPx = mx
x ≤ m dan
bilangan bulat positif
Contoh :
Tentukan permutasi dari ABC sebanyak 2 unsur dengan
pengembalian unsure yang terpilih!
Penyelesaian :
M = 3 dan x = 2
3P2 = 32 = 9
yaitu : AA, AB, AC, BB, BA, BC, CC, CA, CB
Permutasi
dari m objek yang sama :
m!
mPm1,
m2, m3, … = -----------------------
m1!
. m2! . m3! ….
Dengan m1 + m2 + m3 +
….= m
Contoh :
Tentukan permutasi dari kata “TAMAT”
Penyelesaian :
M = 5, m1 = 2, m2 = 2, m3
= 1
5! 5 x 4 x 3 x 2 x 1
5P2, 2, 1 = --------------- = -------------------- = 30
2! . 2! . 1! 2 x 1 x 2 x 1
x 1
4.
Kombinasi :
a.
Pengertian
Kombinasi :
Kombinasi adalah suatu penyusunan
beberapa objek tanpa memperhatikan urutan objek tersebut.
Contoh :
Ada 4 objek, yaitu : A, B, C, D. Kombinasi 3 dari
objek itu adalah ABC, ABD, ACD, BCD. Setiap kelompok hanya dibedakan
berdasarkan objek yang diikutsertakan, bukan urutannya. Oleh karena itu :
ABC = ACB = BAC = BCA = CAB = CBA
ABD = ADB = BAD = BDA = DAB = DBA
ACD = CAD = ADC = CDA = DAC = DCA
BCD = BDC = CBD = CDB = DBC = DCB
b.
Rumus-rumus
Kombinasi :
Kombinasi x dari m objek yang
berbeda :
m!
mCx =
-------------- ; m ³ x
(m – x)!.x!
Contoh :
Dari 5 pemain bulu tangkis, yaitu A, B, C, D, dan E
hendak dipilih dua orang untuk pemain ganda. Berapa banyak pemain ganda yang
mungkin terbentuk?
Penyelesaian :
M = 5 dan x = 2
5!
5C2 = ---------------- = 10
(5
– 2)! . 2!
E.
Manfaat Probabilitas Dalam
Penelitian
Manfaat
probabilitas dalam kehidupan sehari-hari adalah membantu kita dalam mengambil
suatu keputusan, serta meramalkan kejadian yang mungkin terjadi. Jika kita
tinjau pada saat kita melakukan penelitian, probabilitas memiliki beberapa
fungsi antara lain;
1.
Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Pengambilan keputusan yang lebih tepat dimagsudkan tidak ada keputusan yang
sudah pasti karena kehidupan mendatang tidak ada yang pasti kita ketahui dari
sekarang, karena informasi yang didapat tidaklah sempurna.
2.
Dengan teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas
hipotesis yang terkait tentang karakteristik populasi. Menarik kesimpulan
secara tepat atas hipotesis (perkiraan sementara yang belum teruji
kebenarannya) yang terkait tentang karakteristik populasi pada situssi ini kita
hanya mengambil atau menarik kesimpulan dari hipotesis bukan berarti kejadian
yang akan dating kita sudah ketehaui apa yang akan tertjadi.
3.
Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari suatu populasi.
Contoh:
Ketika diadakannya sensus
penduduk 2000, pemerintah mendapatkan data perbandingan antara jumlah penduduk
berjenis kelamin laki-laki berbanding jumlah penduduk berjenis kelamin
perempuan adalah memiliki perbandingan 5:6, sedangkan hasil sensus pada tahun
2010 menunjukan hasil perbandingan jumlah penduduk berjenis kelamin pria
berbanding jumlah penduduk berjenis kelamin wanita adalah 5:7. Maka pemerintah
dapat mengambil keputusan bahwa setiap tahunnya dari tahun 2000 hingga 2010
jumlah wanita berkembang lebih pesat daripada jumlah penduduk pria.
F.
Menghitung Probabilitas atau Peluang
Suatu Kejadian
Jika tadi
kita hanya memperhatikan peluang suatu kejadian secara kualitatip, hanya
memperhatikan apakkah kejadian tersebut memiliki peluang besar akan terjadi
atau tidak. Disini kita akan membahas nilai dari probabilitas suatu kejadian
secara kuantitatip. Kita bias melihat apakah suatu kejadian berpotensi terjadi
ataukah tidak.
Misalkan
kita memiliki sebuah dadu yang memiliki muka gambar dan angka,jika koin
tersebut kita lemparkan keatas secara sembarang, maka kita memiliki 2 pilihan
yang sama besar dan kuat yaitu peluang munculnya angka dan peluang munculnya
gambar. Jika kita perhatikan secara seksaama, pada satu koin hanya terddiri
dari satu muka gambar dan satu muka angka, maka peluang munculnya angka dan gambar
adalah sama kuat yaitu ½. 1 menyatakan hanya satu dari muka pada koin yang
mungkin muncul, entah itu gambar maupun angka sedangkan 2 menyatakan banyaknya
kejadian yang mungkin terjadi pada pelemparan koin, yaitu munculnya gambar +
munculnya angka.
Jika kita berbicara tidak lagi 2 kejadian yaitu menyangkut banyak
kejadian yang mungkin terjadi, mengingat dan dari hasil pengumpulan dan
penelitian data diperoleh suatu rumus sebagai berikut. Jika terdapat N
peristiwa, dan nA dari N peristiwa tersebut membentuk
kejadian A, maka
probabilitas A adalah :
P(A) = nA/N
Dimana : nA= banyaknya kejadian
N= kejadian seluruhnya/peristiwa yang mungkin terjadi
Contoh.
Suatu mata uang logam yang masing-masing sisinya
berisi gambar dan angka dilemparkan secara bebas sebanyak 1 kali.
Berapakah probabilitas munculnya gambar
atau angka?
Jawab :
n=1, N=2
P (gambar atau angka)=
P (gambar atau angka)=1/2 atau 50%
Dapat disimpulkan peluang munculnya
gambar atau angka adalah sama besar.
Contoh 2.
Berapa
peluang munculnya dadu mata satu pada satu kali pelemparan?
Jika kita tinjau pada sebuah dadu hanya memiliki 1
buah mata dadu bermata 1, sedangkan pada dadu terdapat 6 mata yaitu mata 1
sampai mata 6.
Maka
P(A) = nA/N
= 1/6
Berikut
merupakan aturan dalam probabilitas
·
Jika n = 0
makka peluang terjadinya suatu kejadian pada keadaan ini adalah sebesar P(A) =
0 atau tidak mungkin terjadi.
·
Jika n
merupakan semua anggota N maka probabilitasnya adalah satu, atau kejadian
tersebut pasti akan terjadi
·
Probabilitas
suatu kejadian memiliki rentangan nilai
·
Jika E
menyatakan bukan peristiwa E maka berlaku
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori adalah
seperangkat konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan
hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci hubungan
sebab-akibat yang terjadi.
Ada dua
tipologi umum teori, diantaranya adalah teori umum, yaitu pernyataan yang
sebenarnya bersifat universal. Ia berlaku bagi semua waktu, tempat dan semua
keadaan serta semua permasalahan kelas yang dinyatakannya. Dan kedua ialah
teori khusus, yaitu teori yang berkaitan dengan sejumlah fakta-fakta particular
tertentu. Ia berusaha menjelaskan fakta-fakta itu dalam hubungannya antara yang
satu dengan yang lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori/
Khalimi, M.Ag, Drs. Logika,
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2010/10/30/pengantar-teori-peluang/
http://ssantoso.blogspot.com/2009/03/materi-ii-teori-probabilitas-1.html
http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori/
Khalimi, M.Ag, Drs. Logika, hal 68.
Ibid.
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2010/10/30/pengantar-teori-peluang/
http://ssantoso.blogspot.com/2009/03/materi-ii-teori-probabilitas-1.html
0 komentar: